Sebenernya
pendakian ini sudah saya lakukan setahun silam, tepatnya pada bulan September
2015. Setelah sebelumnya menetap beberapa hari di Malang karena adanya symposium
yang harus dihadiri. Akhirnya setelah acara symposium selesai, waktunya liburan
di Malang. Awalnya saya dan temen-temen bingung, antara ke bromo atau semeru.
Sampai akhirnya kami terbagi dua, dua orang memilih ke Bromo, sedangkan saya
dan teman saya Gilang memilih untuk mendaki semeru.
Setelah
keputusan diambil, mulailah kami searching
di om google untuk mencari informasi mengenai jalur pendakian serta tempat
untuk penyewaan perlengkapan mendaki. Berbekal google maps, malam sebelum
berangkat mendaki, akhirnya kami menemukan tempat penyewaan perlengkapan
mendaki di Malang. Beruntung bagi kami, ditempat itu kami bertemu dengan orang
Malang yang juga berencana untuk mendaki Semeru esok hari. Akhirnya setelah
berdiskusi dan cerita panjang lebar, kami bersepakat untuk mendaki bareng dan
menjadi satu tim, karena jumlah mereka 3 orang (1 cewek) dan kami dua orang.
Kami janjian untuk ketemuan di Desa Ranupane, sebagai desa terakhir dan menjadi
titik poin awal Pendakian.
Keesokan
paginya, kami langsung berangkat dari terminal arjosari menggunakan angkot ke Tumpang.
Sampe di tumpang, untuk menuju desa ranupane kami harus naik kendaraan lagi.
Kendaraan yang tersedia biasanya Mobil Jeep. Tapi untuk naik ini harus menunggu
sekitar 10 orng agar biaya sewanya lebih murah. Tapi waktu kami tiba, sekitar
jam 10 pagi, masih sedikit wisatawan yang mau mendaki sehingga kami tidak dapat
langsung berangkat, karna harus menunggu penumpangnya penuh (lamaa eey).
Nasib
baik datang lagi pada kami, setelah menunggu sekitar setengah jam, kami dapat
info kalau ternyata ada mobil Colt Diesel
(truk pengangkat sayur) yang mau berangkat ke ranupane. Akhirnya kami berangkat
dengan truk tersebut (lumayan ngirit
biaya). Tak disangka ternyata
beberapa rombongan juga sudah didalam truk dan siap untuk berangkat (pantesan
dah pangkalan Jeep nya sepi). Yup, untuk pendaki gunung “backpacker” bisanya
kita harus bisa berhemat. Nah salah satu caranya ya begini, menggunakan
kendaraan yang murah, kalau naik Jeep kita bisa merogoh kocek antara 50 – 100 ribu
perorang, kalua naik truk ini cukup 20 ribu aja (murah cuy). Kami juga sudah
janjian dengan sopir truk, kalau tiga hari kemudian kami akan kembali ke
ranupane dan akan menggunakan jasa mamang sopir ini, jadi mang sopir bisa
nungguin.
Sampe
di ranupane, kami bertemu dengan teman yang sudah janjian semalam. Setelah berdoa,
kami berangkat menuju ranu kumbolo (tempat
untuk bermalam). Kami memulai pendakian sekitar jam 2 siang (Jangan lupa untuk shalat sebelum berangkat
yaaaa) Start awal pendakian memang agak
berat karna langsung menanjak, plus waktu itu dipenuhi asap karna ada
pembakaran yang dilakuin sama warga desa.
Eh sampe
kelupaan, sebelum berangkat pastikan kamu siapin surat keterangan sehat dan
fotocopy identitas, sebagai syarat untuk pembuatan simaksi (surat izin masuk kawasan konservasi). Yup
karena Gunung semeru masuk dalam kawasan TN Bromo-Tengger-Semeru, maka kalau mau
memasuki areanya harus ada surat izin (jadilah warga negara yang baik). Nah
simaksinya diurus di ranupane, disana sekali lagi perlengkapan kita akan di Check oleh petugas dan hal yang paling
penting adalah satu orang harus punya satu sleeping bag. Jadi gak ada istilah “sepiring
berdua” ya (ehem). Sebelum mendaki kita akan di briefing dan diberi arahan
mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh kita lakukan selama mendaki (ini untuk memastikan keamanan pendaki). Satu
hal yang paling penting dalam setiap pendakian (apaan itu???), “ KERJASAMA TIM”. Yup dalam mendaki kita tidak boleh
melupakan temen seperdakian kita (ceileh
seperdakian, daki lu banyak cuy???, hahahah), karna keselamatan itu yang paling
utama.
"Tips mendaki, jangan lupa siapkan perbekalan kalian dan obat-obatan, pastikan supplie logistik kalian mencukupi dan jangan lupa perlengkapan untuk perizinan"
Kembali
lagi ke cerita pendakian, dari desa Ranupane ke Ranu Kumbolo, kita akan
melewati 4 pos yang di setiap pos itu biasanya ada warga yang berdagang (Hmmm, akibatya setiap pos behenti untuk
jajan). Di pos kedua, kita akan mendapatan sinyal telepon, jadi buat yang
mau menghubungi kerabatnya untuk pamit, atau sekedar update foto profil di
sosmed bisa dilakukan di pos ini. Karna perjalanan selanjutnya sampe ke puncak
tidak akan ada sinyal.
Sekitar
pukul setengah enam, saya dan temen-temen power
rangers lainnya sampai di ranu kumbolo. Kenapa saya bilang power ranger,
karna formasi kita berlima dengan satu cewek, kayak power rangers yang mau
menumpas kebajikan gitu lhoo…. Jadi
kurang lebih membutuhkan waktu 4-5 jam dari ranu pane ke ranu kumbolo.
Sampai
di ranukumbolo kami langsung mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda.
Selesai mendirikan tenda, saya mulai memasak untuk makan malam, tak lupa di
selingi foto-foto (hahaha). Setelah selesai, kami makan bersama dengan tim
power rangers, sambal menikmati indahnya langit malam di ranu kumbolo.
Bisa
dipastikan, gelapnya malam tidak akan mampu menutupi indahnya ranukumbolo yang
hits setelah film 5 CM booming. Yup dilapisi langit yang terang dengan sejuta
bintang yang indah, pemandangan malam itu merupakan salah satu pemandangan romantic
yang pernah saya alami. (ehem… romantis ni
yee…).
"Tips untuk kalian, carilah lokasi yang landai dengan view yang menawan, sehingga kalian bisa menikmati ranukumbolo dengan maksimal"
Eh sampe
lupa kenali tim saya, tim power rangers saya terdiri dari Saya, Gilang, dan 3
orang temen dari malang yaitu Andika (bukan
andika kangen band loh ya, sumpah bukan), Lintang (satu-satunya cewek di
tim saya) dan satu lagi abang yang saya lupa namanya (maafkan saya bang, terkadang saya terkenda syndrome lupa nama, hehehe).
Indahnya sunrise di Ranukumbolo
Tau
apa yang membuat dingin kawasan ini??????, yang pertama angin di lembah yang
berputar disekitaran area kemping karena posisi ranukumbolo yang diapit
beberapa lembah. Kedua uap air yang ada di danau naik ke kawasan kemping akibat
angin. Musim kemarau menambah parah kondisi ini karena semua uapnya naik ke
area kemping. (Ah yang bener lu?? Iya in aja dah biar cepet…)
Akhirnya
jam 4 pagi saya bangun untuk menyaksikan sunrise di tengah-tengah bukit yang
mengapit ranukumbolo. Puas dengan menyaksikan pemandangan yang indah, akhirnya
saya dan temen-temen power rangers mengabadikan momen indah ini dalam sebuah
bingkai foto.
antara tenda, danau dan matahari pagi
Salah
satu pemandangan sunrise yang cukup menawan, selain sunrise di pulau breh
pastinya (baca Pulau Breuh : Surga Wisata dari Barat Aceh )
Jam
8 pagi kami sarapan dan berbincang mengenai strategi selanjutnya. Akhirnya kami
memutuskan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Kalimati pada jam 10.
"Perlu di ketahui, kondisi di ranukumolo sudah mulai panas pada jam 9 pagi, dan akan semakin memanas seiring naiknya matahari, so tips jangan terlalu berlama-lama disini kalau tidak mau kepanasan"
Oke,
jam 10 kami mulai melanjutkan perjalanan. Dan tau apa, jalur pertama yang harus
kami lewati adalah “Tanjakan Cinta”. Yap tanjakan yang penuh dengan cerita
legenda ini memang berada tepat di belakang ranukumbolo. Sesuai dengan
legendanya, tanjakan ini memang curam dan salah satu track yang berat selama
mendaki semeru.
(Bersambung.......)
(Bersambung.......)
Semeru, I'll Be Back (Bagian Pertama)......
Reviewed by Anonymous
on
Friday, November 04, 2016
Rating:

No comments: